Kamis, 10 Januari 2008

Dasar-Dasar Jurnalistik

oleh : Kris Budiman

1. Jurnalistik
Jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Ditelusur dari akar katanya (diurma ‘harian’, Latin; jour ‘hari’, Prancis), jurnalistik adalah kegiatan membuat laporan harian, mulai dari tahap peliputan sampai dengan penyebarannya. Jurnalistik sering disebut juga sebagai jurnalisme (journalism). Berdasarkan media yang digunakannya, jurnalistik sering dibedakan menjadi jurnalistik cetak (print journalism) dan jurnalistik elektronik (electronic journalism). Beberapa tahun belakangan ini muncul pula jurnalistik online (online journalism).

Di samping jurnalistik atau jurnalisme dikenal pula istilah pers (press). Dalam pengertian sempit
pers adalah publikasi secara tercetak (printed publication), melalui media cetak, baik suratkabar, majalah, buletin, dsb. Pengertian ini kemudian meluas sehingga mencakup segala penerbitan, bahkan yang tidak tercetak sekalipun, misalnya publikasi melalui media elektronik semacam radio dan televisi. Berdasarkan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa jurnalistik tercakup sebagai bidang kegiatan pers; sementara tidak semua kerja pers tercakup sebagai jurnalistik. Walaupun begitu, sering kali keduanya dipersamakan atau dicampuradukkan.


2. Berita
Lalu, apa itu berita? Berita (news) adalah laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang
terbaru (aktual); laporan mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting,
atau luar biasa. Kecuali itu, masih banyak batasan lain mengenai berita. Beberapa batasan yang
sudah sangat terkenal, sehingga perlu kita ketahui juga, adalah

News < life =" 0" adventure =" NEWS" wife =" 0" wives =" NEWS" children =" 0" 000 =" NEWS" 000 =" NEWS" quart =" NEWS" lawsuit =" NEWS" achievement =" NEWS" achievement =" NEWS" years =" 0" years =" NEWS" style="text-align: center;">Judul atau Kepala Berita


Baris Tanggal


Teras Berita


Tubuh
Berita






5. Unsur-Unsur Berita
Khususnya bagian tubuh berita dan teras (bila ada) diharapkan hanya mengandung unsur-unsur yang berupa fakta, unsur-unsur faktual, dengan meminimalkan unsur-unsur non-faktual yang berupa opini. Apa yang disebut sebagai “fakta” di dalam kerja jurnalistik terurai menjadi enam unsur yang biasa diringkas dalam sebuah rumusan klasik 5W + 1H.

(1) What – apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
(2) Who – siapa yang terlibat di dalamnya?
(3) Where – di mana terjadinya peristiwa itu?
(4) When – kapan terjadinya?
(5) Why – mengapa peristiwa itu terjadi?
(6) How – bagaimana terjadinya?

Baca: “Pasar Keuangan Bereaksi Positif”, “Saling Lempar Tanggung Jawab”, dan “Nepal: 35.000 Orang Berdemo”


6. Jenis-Jenis Berita
Berita dalam pengertian di atas secara lebih spesifik dinamakan sebagai straight news. Straight news yang berisi laporan peristiwa politik, ekonomi, masalah sosial, dan kriminalitas, sering disebut sebagai berita keras (hard news). Simak sekali lagi ketiga contoh berita di atas. Sementara straight news tentang hal-hal lain semisal olahraga, kesenian, hiburan, hobi, elektronika, dsb., dikategorikan sebagai berita ringan atau lunak (soft news). Mengenai berita lunak ini, silakan Anda mencari contohnya sendiri. Di samping itu dikenal juga jenis berita yang dinamakan feature, berita kisah. Jenis ini lebih bersifat naratif, berkisah mengenai aspek-aspek insani (human interest). Berbeda dengan penulisan straight news, sebuah feature tidak menerapkan teknik piramida terbalik dan tidak terlalu terikat pada nilai-nilai berita dan faktualitas.

Baca: “Pengabdi dan Pilar Kebudayaan Keraton” atau “Dua Abdi Dalem ‘Ex Officio’”

Ada lagi yang dinamakan berita investigatif (investigative news; kerjanya disebut sebagai investigative reporting), yang merupakan hasil penyelidikan seorang atau satu tim wartawan secara lengkap dan mendalam dengan lebih mengedepankan unsur why dalam pelaporannya.
Contohnya bisa dicari dengan mudah di majalah berita sejenis Tempo dll. Di televisi juga bisa ditemukan di dalam program semacam Fakta, Kupas Tuntas, dsb.


7. Opini

Di dalam sebuah media massa cetak, khususnya suratkabar dan majalah berita, biasa kita temukan juga halaman khusus yang diperuntukkan bagi karangan-karangan yang berupa opini. Karangan-karangan ini di dalam tradisi jurnalistik biasa dibedakan menjadi tajuk rencana (editorial), artikel opini atau kolom (column), dan surat pembaca. Tajuk rencana berisi opini pihak pengelola suratkabar yang diwakili oleh seorang redaktur, biasanya yang sudah senior, mengenai suatu peristiwa aktual.

Baca: “Disebut Nama Boediono”

Sementara artikel opini atau kolom berisi opini seseorang (bisa orang “dalam”, bisa juga orang “luar”, entah intelektual, praktisi, pakar, mahasiswa, atau apapun) atas persoalan-persoalan yang
dianggap aktual.

Baca: Zubaidah Djohar, “Mendambakan Syariat Islam Humanis”

Terakhir, surat pembaca, sesuai dengan namanya, adalah surat yang dikirimkan oleh pembaca yang berisi komentar, pendapat, atau apapun, mengenai suatu masalah.

Di luar ketiganya, di dalam jurnalistik Indonesia dikenal juga satu jenis karangan opini yang sangat khas, ditulis dalam beberapa kalimat ringkas, pendek, dan “nakal”, sering sebut sebagai pojok, yang ditulis oleh pihak redaktur untuk menyentil beberapa peristiwa aktual. Contohnya, silakan cari sendiri.


Yogyakarta, 09 Desember 2005.


______________________________________________________________________________
Biodata
Kris Budiman. E-mail: kristologie@yahoo.com. Alamat: Jl. Gurameh II/02,
Minomartani, Yogyakarta 55581. Pendidikan: Fakultas Sastra UGM (1984-1990) &
Antropologi, Program Pascasarjana UGM (1996-1999). Pekerjaan: penulis & dosen di
beberapa perguruan tinggi (1990-sekarang). Pekerjaan sambilan: lapidarian dan
konsultan feng shui.

Tidak ada komentar: