Kamis, 10 Januari 2008

Pelajaran Leadership dari Vladimir Putin

December 31st, 2007

putin-re.jpgBravo Rusia. Bravo Vladimir Putin. Itulah dua kalimat yang terlintas dalam hati ketika saya membaca edisi akhir tahun majalah TIME. Melalui serangkaian proses yang ekstensif, tim redaksi majalah TIME akhirnya menobatkan Presiden Rusia, Vladimir Putin sebagai Person of the Year 2007 – sebuah penobatan prestisius yang telah dilakukan oleh majalah TIME sejak tahun 1927.

Melalui beragam sepak terjangnya yang menggetarkan dan acap menuai kontroversi, Putin memang telah berhasil membawa kembali Rusia sebagai sosok disegani dalam panggung geopolitik dunia. Ia berhasil membawa kemakmuran bagi segenap rakyat Rusia, dan yang terpenting, berhasil menegakkan rasa bangga dan martabat bangsa Rusia ditengah blantika ekonomi global. Lalu pelajaran manajerial dan leadership apa yang bisa dipetik dari bekas Komandan KGB ini?

time-cover-story.jpg Ketika membaca kisah kepemimpinan Vladimir Putin, saya jadi teringat dengan salah satu pendekatan populer dalam teori kepemimpinan – yakni, pendekatan contingency model of leadership. Ide dasar dari pendekatan ini adalah : efektivitas leadership seseorang akan amat bergantung pada kombinasi gaya kepemimpinan yang bersangkutan dengan situasi atau konteks tantangan yang dihadapi lingkungannya. Efektivitas hanya akan mekar secara optimal jika terjadi sinergi yang pas antara gaya kepemimpinan yang dilakoni dengan karakteristik tantangan yang dihadapi.

Dan persis itulah yang terjadi pada Putin. Gaya kepemimpinan Putin yang cenderung otoriter, amat menekankan stabilitas dan kontrol, tegas dan penuh disiplin ternyata amat cocok dengan konteks situasi dan tantangan yang dihadapi Rusia saat ia maju sebagai presiden pada tahun 2000. Saat itu, ekonomi Rusia hancur, berpotensi terbelah-belah, dan berada dalam situasi chaos akibat dijarah oleh para baron mafia dukungan “kebijakan Barat”. Dan saat itu pula, Putin datang dengan membawa kepastian, kontrol dan ketegasan. Hasilnya : keteraturan dan stabilitas yang penuh kepastian, dan ini ternyata mujarab untuk menggelindingkan roda ekonomi serta kemakmuran bagi segenap rakyat Rusia.

Saya berpikir, jenis tantangan dan kompleksitas masalah yang dihadapi Indonesia sejatinya mirip-mirip dengan Rusia (paling tidak dari segi skala luas negara dan jumlah penduduk, kedua negara cukup memiliki kesamaan). Karena itu, saya membayangkan gaya kepemimpinan seperti Putin boleh jadi akan lebih pas untuk membawa efektivitas pada manajemen pemerintahan di negeri ini.

Sayangnya, yang menjadi CEO negeri ini adalah bapak SBY – dan disitulah mungkin letak masalahnya. Leadership style dari pak SBY yang cenderung soft, penuh pertimbangan, dan too conceptual boleh jadi tak pas benar dengan jenis dan kompleksitas tantangan yang dihadapi negeri ini. Dengan kata lain, gaya kepemimpinan pak SBY tidak begitu kompatibel dengan karakteristik tantangan yang tengah mendera penduduk tanah air.

Mengikuti alur pendekatan contingency model of leadership, gaya memimpin dari pak SBY tersebut mungkin akan lebih pas untuk konteks negara semacam Denmark atau Swedia dimana lingkungannya sudah serba teratur, semua sistem telah berjalan dan kondisi masyarakatnya sudah sangat well-educated. Sebaliknya, di negera semacam itu, gaya kepemimpinan Putin mungkin justru akan membawa petaka – sebab ia mesti berhadapan dengan situasi dan konteks tantangan yang berbeda sama sekali dengan Rusia.

Bagi Anda para praktisi pengelola SDM, uraian dari pendekatan contingency model diatas membawa pesan yang jelas : dalam proses memilih dan mengembangkan para future leaders and managers, langkah identifikasi mesti ditembakkan pada dua arah : gaya kepemimpinan para kandidat dan juga konteks tantangan masa depan yang akan dihadapi. Harapannya akan bisa terbangun senyawa yang sinergis antara leadership style sang calon dengan dinamika tantangan yang akan dihadapi.

Dengan kombinasi yang pas itulah, Anda baru bisa berharap memunculkan bintang-bintang pemimpin masa depan seperti Vladimir Putin. Dan dengan itu pula, Anda bisa menebarkan kejayaan nan mengesankan layaknya kebangkitan Rusia Raya.

Yodhia Antariksa

Tidak ada komentar: